Kancil dan kawan kawan
Pada suatu hari, sapi yang tengah berjalan-jalan sendirian mendengar suara jeritan dari arah bebatuan. Ternyata seekor buaya terjebak di bawah tumpukan batu tersebut dan meminta pertolongan.
Sapi merasa ragu-ragu sejenak, ia berniat untuk meninggalkan tempat tersebut segera. Namun terpikirkan olehnya bahwa buaya tersebut memerlukan pertolongan.
Akhirnya sapi memutuskan menolong buaya tersebut. Buaya kemudian meminta sapi mengantarnya ke tepi sungai dengan alasan kakinya terluka sehingga sulit untuk bergerak.
“Ku mohon, bantulah aku! Gendong aku dan antarkan ke tepi sungai” kata buaya dengan air mata meleleh.
Sapi pun merasa iba dan kemudian menggendong buaya di punggungnya. Namun sesampainya mereka di sungai, buaya menolak untuk turun.
“Aku lapar, kelihatannya daging di punggungmu ini enak juga” ujar buaya.
Mendengar hal tersebut, sapi mulai menangis hingga terdengar oleh si kancil yang sedang berada tidak jauh dari sana.
Kancil yang mendengar suara tangisan itu pun mendekat, “Lho sapi, kenapa kamu menangis? Kenapa buaya ada di gendonganmu?” tanya kancil pada sapi.
Sapi pun lantas menceritakan kejadian yang ia alami.
Kancil yang cerdik, kemudian mencoba memancing buaya untuk memperagakan kembali peristiwa tersebut.
“Aku tidak percaya buaya sehebat ini bisa terjebak sehingga membutuhkan bantuan dari seekor sapi,” ujar si kancil.
Buaya yang terpancing, kemudian mengajak mereka kembali ke tumpukan batu besar lalu merangkak kembali ke dalamnya.
Setelah itu, si kancil mengakui kebenaran cerita tersebut lalu mengajak sapi untuk pergi.
Mereka meninggalkan si buaya yang tidak tahu terima kasih, sehingga kembali terjebak di bawah tumpukan batu.
Moral dari kisah kancil tersebut yang dapat Bunda ajarkan kepada anak-anak ialah ketika ada yang menolong, sudah seharusnya berterima kasih dan membalas kebaikan tersebut. Jangan sampai kebaikan tersebut dibalas dengan kejahatan seperti apa yang dilakukan buaya kepada kerbau.
Comments
Post a Comment